Pages

Senin, 19 Agustus 2013

One Shot 'Sorry, I'm Late To Notice'

Hahh, setelah berfikir, akhirnya saya memutuskan untuk mempublish fanfict saya yang kedua. Yang ini One shot.. buat main cast? tetep sama kaya yang di ficlet..
oke, Happy Reading..

Sorry, I’m Late to Notice
Author POV
Seorang gadis terlihat tengah menikmati keadaannya saat ini dengan menatap sungai Han yang tenang sambil menggerak-gerakan kepalanya sesuai alunan lagu yang didengarnya melalui earphone biru kesayangannya itu.
“Heyy Minhee-ya sampai kapan kau terus disini? Setiap mencarimu pasti kau disini, apa tidak ada tempat lain yang lebih menyenangkan dari pada disini?” ucap Donghae tepatnya Lee Donghae sahabat Minhee sejak 7 tahun lalu. Minhee masih menikmati kegiatan mendengarkan musiknya itu tanpa menyadari Donghae berada di sampingnya.
“Aiisshh aku lupa!” dengan cepat Donghae melepas earphone yg dikenakan Minhee.
“Yak, Donghae  kau ini selalu saja mengganggu ketenanganku!” teriak Minhee yang sontak membuat Donghae terperanjat kaget. Gadis itu pun mendengus kesal karena ulah pria itu.
“Minhee-ya bisa tidak untuk tidak selalu berteriak di kupingku eoh?! Aigoo .. kau tau pengobatanku ke klinik nanti pasti mahal,”  dengan tak hentinya Donghae meniup kepalan tangannya dan didekatkan ke telinga kanan-kirinya.
“Ahh jadi sekarang kau menyalahkanku ne? Kau yang selalu mengagetkanku. Aisshh rasakan ini!” balas Minhee membela diri sambil menjitak kening Donghae cukup keras.
“Yak, kenapa kau selalu menjitakku seperti itu? Apa itu sudah jadi kebiasaan mu eoh?” Donghae sengaja mendekatkan wajahnya pada wajah Minhee hingga membuat Minhee menjadi salah tingkah. Bahkan hembusan napasnya terasa menerpa wajah gadis itu.
 “Kau tau kan apa yang akan kulakukan padamu saat ini Minhee-ya?” lanjut Donghae menggoda dan semakin membuat Minhee bingung berbuat apa.
Dengan kuat Minhee mendorong Donghae hingga lelaki tampan itu tergeletak diatas rerumputan. “Menyingkir kau Lee Donghae. Aroma tubuhku yang harum ini bisa bau karenamu yang dekat-dekat denganku”. elak Minhee untuk menutupi rasa salah tingkahnya sambil mendelik tajam terhadap Donghae.
“Mwo? Maksudmu aku ini bau badan? Benar-benar kau ini. Kau benar-benar tidak ada sopan santun nde! biar bagaimana pun aku ini lebih tua darimu Minhee-ya” ujar Donghae yang semakin geram dengan Minhee.
“Aah benar kau lebih tua. Jadi seharusnya aku memanggilmu dengan sebutan Ahjussi kan?” belum sempat pria itu membalas ucapan yang dilontarkan sahabatnya, gadis itu segera berlari dengan terbirit-birit dan menjulurkan lidahnya, menatap Donghae yang benar-benar kesal dengan aksinya itu.
***

Flashback ON
7 tahun lalu
Brugg !!
Seketika itu pula gadis itu jatuh ke lantai. “Cepat kau berikan kalungmu, kau sadar tidak bahwa kalung itu lebih pantas aku yang kenakan!” bentak seorang perempuan.
“Anni .. tidak akan ku berikan! Ini kalung pemberian appaku, dan aku tidak akan memberikannya kepada siapapun!”  tolak gadis tersebut dengan wajah menunduk takut. Perempuan yang lain pun mendongakkan kasar dagu gadis itu dan menatapnya tajam.
 “Aaah jadi kau tidak mau memberikan kalungmu? Kalau begitu rasakan i~~..”  
Belum selesai berbicara tiba-tiba seorang laki-laki datang dan menghalangi tangan perempuan yang hendak menarik kasar rambut gadis itu. “Cepat hentikan kelakuan kalian! Apakah kalian tidak sadar bahwa perbuatan kalian ini menjijikan eoh!!” ucap tegas laki-laki itu sontak membuat dua perempuan di hadapannya kaget tak terkecuali gadis itu.
“Mwo? Donghae sunbaenim?!” jawab seorang perempuan dengan wajah menganga tidak percaya bahwa Donghae pria yang begitu dikagumi di sekolah mereka yang membelanya.
“Nde ini aku. Cepat kalian pergi dan tinggalkan gadis ini! Dan satu lagi, jangan kalian ganggu gadis ini lagi karena dia adalah temanku!” tutur Donghae yang dengan cepat membuat dua perempuan itu menyingkir dari tempat itu.
Donghae pun menghampiri gadis itu yang masih di tempatnya, “Gwaenchanayo?” Tanya Donghae pada gadis itu. Namun gadis itu tidak juga mengangkat kepalanya dan hanya menganggukan kepala.
Donghae pun mengulurkan tangannya hendak membantu gadis itu berdiri dan lagi-lagi gadis itu hanya terdiam menunduk. Donghae menunggu gadis itu membalas uluran tangannya namun tidak juga gadis itu indahkan.
“Aisshh kau ini, harusnya berterima kasih padaku karena telah menolongmu dari mereka. Dan ini, kau tidak mau melihatku yang telah menolongmu. Bahkan kau juga tidak mengindahkan uluran tanganku. Benar-benar tidak tahu rasa terimakasih. Baiklah jika begitu aku pergi!”. Donghae pun kesal dan meninggalkannya. Namun baru saja Donghae berjalan tiga langkah, gadis itu berdiri dan mulai angkat bicara.

“Khamsahamnida” ungkap gadis itu pelan namun masih terdengar oleh telinga Donghae. Donghae pun mengangkat kedua ujung bibir mungilnya dan masih membelakangi gadis itu.
Saat Donghae membalikan badannya ia mengerutkan keningnya karena melihat gadis itu masih saja dalam keadaan menunduk. ‘apakah dikakinya terdapat uang 100 ribu won hingga dia tidak juga mengangkat kepalanya’ batin laki-laki penggemar susu itu.
“Baguslah kalau kau mengerti rasa terimakasih karena itu wajib kau lakukan.” ucap Donghae seraya mendekati gadis itu.
 “Aissh bisakah kau sedikit memperlihatkan wajahmu itu. Apakah baik jika seseorang berbicara namun lawan bicaranya hanya menunduk saja?” lanjut Donghae.
“Nde, mianhamnida Donghae sunbaenim.” ungkap gadis itu dan mulai menatap wajah Donghae.
“Ah jangan panggil aku sunbae, formal sekali dan bahkan aku merasa sangat tua darimu. Panggil aku Donghae atau mungkin Donghae oppa. Tapi kau sudah mengetahui namaku ya? Wah aku ini memang dikenal semua orang nde, mungkin karena wajahku yang tampan.” ungkap Donghae diiringi gerakan jari telunjuk yang diketuk-ketuk terhadap dagunya. Gadis itu menguraikan seulas senyumnya.
“Neo.. ireumi mwoyeyo?” tanya Donghae pada gadis itu.
“Naneun Kim Minhee imnida. Panggil saja Minhee”. Jawab gadis itu tanpa menghilangkan senyum manisnya.
“Baiklah Minhee-ya, bagaimana jika mulai saat ini kita berteman. Ah anni..anni.. kita bersahabat?” seraya Donghae mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan Minhee. Minhee sedikit kaget, tapi kemudian yeoja cantik itu mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Donghae yang sedari tadi memang menunggu balasan darinya.

Flashback OFF

***
“Geuraeyo, kelas hari ini cukup sampai disini. To mannayo!”. Kim seongsangnim menutup kelas hari ini. Minhee lekas menuju taman yang tidak berada jauh dari Kyunghee University.
Ia duduk dibangku berwarna hijau yang memang disediakan di taman tersebut. Sebenarnya Minhee sangat bosan harus menunggu selama hampir tiga puluh menit setiap kali jam kuliah Donghae lebih lama darinya. Namun karena itu sudah menjadi rutinitasnya begitu juga dengan Donghae yang sering kali melakukan hal yang sama dengan Minhee saat ini maka mereka melakukannya dengan suka rela.
“Annyeong hasseyo ”. tiba-tiba terdengar suara sehingga membuat Minhee menyimpan I-phone yang sejak tadi ia otak-atik dan menoleh kearah suara tersebut.
“Ahh, a .. annyeong” balas Minhee dengan suara sedikit gugup karena ia tidak menyangka dengan siapa yang ada dihadapannya.
“Boleh aku duduk disini Minhee-ya?” tanya pria itu disandingi senyum manisnya.

‘Aigo, bagaimana ia bisa mengetahui namaku? Padahal sebelumnya kita belum pernah berkenalan. Walaupun tanpa berkenalan aku sudah sangat mengetahui dia siapa. Nde, dia Cho Kyuhyun. Seorang penyanyi soloist dengan suara yang sangat indah dan siapapun yang mendengarnya pasti akan terhanyut dalam lantunan suaranya termasuk aku. Dan yang saat ini membuatku tidak bisa berkata apa-apa adalah karena ia menyapaku dan tidak pernah kubayangkan sebelumnya’ batin Minhee yang masih dalam keadaan diam menatap pria yang ada dihadapannya itu.
“Heyy, Minhee-ya?” panggilnya dengan menggerak-gerakan telapak tangannya di hadapan pandangan Minhee.
“Aah nde, doemnida.” Jawab Minhee yang memperlihatkan sedikit senyum pada Kyuhyun dan menggeser  posisi duduknya kekanan serta mempersilahkan Kyuhyun duduk di tempat kosong tersebut.
Minhee memang sangat mengagumi suara Kyuhyun, namun ia tidak seperti penggemar Kyuhyun yang lain yg selalu berteriak mengelu-elukan Kyuhyun setiap kali sang idola lewat. Sebenarnya mereka memang satu universitas, tapi setiap berpapasan Minhee tidak pernah mau menatap Kyuhyun dan berlalu begitu saja.
“Kuperhatikan, kau selalu menunggu namjachingumu itu disini nde?” ucap Kyuhyun yang mulai mengawali pembicaraan.
“Mwo? Namjachingu?” tanya Minhee sedikit heran karena ia merasa tidak mempunyai namjachingu.
“Nde, Lee Donghae hyung. Dia namjachingu mu kan?” balas Kyuhyun yang sontak membuat Minhee tertawa.
“Haha.. Lee Donghae? Anniya.. dia itu bukan namjachinguku bahkan tak pernah terpikirkan sama sekali olehku. Dia sahabatku sejak kami masih sekolah menengah pertama bahkan aku sudah menganggapnya seperti kakakku sendiri.” Jelas Minhee.
“Aah begitu” jawab Kyuhyun singkat yang dibalas anggukan oleh Minhee.
Mereka meneruskan pembicaraan tersebut hingga tanpa mereka sadar Donghae sudah berada dekat mereka.
“Minhee maaf membuatmu menunggu lama, Kang songsaenim menambah jam belajarnya tadi.” Ucap Donghae seraya menghampiri Minhee.
“Gwaenchana,” jawab Minhee.
“Yak, bukankah kau Cho Kyuhyun nde? sejak kapan kau disini? Apa kau tidak takut para penggemarmu marah padamu karena kau sedang berduaan dengan Minhee yang sangat mengagumimu ini?” ujar Donghae yang membuat Minhee membulatkan matanya karena membeberkan rahasianya.
“Nde, aku disini sekitar 45 menit yang lalu hyung, menemani Minhee yang mungkin bosan menunggumu. Lagi pula disini sepi jadi tidak akan ada orang yang menyadari aku disini” balas Kyuhyun yang membuat Donghae semakin merasa bersalah karena membuat sahabatnya itu menunggu lama. “tapi, benarkah kau mengagumiku Minhee-ya?” lanjut Kyuhyun yang menatap Minhee.
Minhee yang diberikan pertanyaan itu hanya diam tersenyum menahan malu dan mencubit lengan sahabatnya karena pria tampan itulah yang membuat Minhee menjadi salah tingkah di hadapan Kyuhyun.

***
“Aish, kau kemana tuan Lee? Janji jam 10 tapi jam 11 belum datang. Kebiasaan yang sangat buruk” keluh Minhee pada Donghae namun ia hanya berbicara sendiri karena namja yang ia tunggu-tunggu belum datang juga.
Yeoja cantik itu akan pergi dengan Donghae menuju toko kue. Mereka akan membeli kue ulang tahun untuk Kyuhyun yang tepat esok hari akan berulang tahun ke 25. Sekitar lima bulan pertemanan mereka bertiga menjadi sangat baik, terutama Minhee dan Kyuhyun yang tak jarang mereka pergi berdua.

“Hah, hah.. mianhae aku terlambat. Jalanan sungguh macet” gusar Donghae yang terlihat sangat kelelahan karena berlari menuju Minhee sembari menyeka keringatnya.
“Yak, Donghae-ya tidak perlu kau jadikan jalanan sebagai alasan. Kau selalu seperti itu, membuatku menunggu.” Ujar Minhee yang sudah sangat kesal karena menunggu Donghae selama satu jam. Ya siapa yang tidak jengkel menunggu selama itu.
“Nde mianhae, jeongmal mianhae. Kajja, lebih baik sekarang kita berangkat.”
Dengan cepat Donghae meraih tangan Minhee yang putih mulus dan mengajaknya beranjak dari tempat itu. Namun sang yeoja tetap masih mendengus kesal.
‘mianhae, bukan maksudku untuk membuatmu menunggu dan beralasan jalanan sedang macet. Hanya saja perlu waktu untukku berfikir beberapa kali untuk menemanimu membeli kue serta kado untuk Kyuhyun. Aku sangat enggan untuk melakukan hal itu’ batin namja tampan itu.

***
“Bagaimana jika kue ini? Kurasa dia akan menyukainya?!” lagi-lagi Minhee mengucapkan hal yang sama. Mungkin sudah sepuluh jenis kue dia katakan begitu.
“Yak, kau ini sebenarnya ingin membeli kue yang mana Minhee-ya? Sejak tadi kau hanya bertanya dan tidak menetapkan untuk memilih yang mana.” Keluh Donghae yang sudah mulai kesal dengan sikap gadis itu.
“Aish, baiklah. Aku kan hanya bertanya bagaimana pendapatmu. Dan sejak tadi kau hanya menjawab iya dan iya saja. Membuatku semakin bingung untuk membeli yang mana. Kalau begitu yang ini saja!!” telunjuk Minhee pun menunjuk pada kue yang ada dihadapannya. Kue yang bertabur banyak kepingan coklat.
“Lalu kado apa yang akan kau berikan padanya?” tanya Donghae pada Minhee yang kini mulai bingung memilih kado untuk Kyuhyun.
“Molla, aku sendiri bingung.” Jawab Minhee sambil menggaruk-garuk tengkuknya yg tidak  gatal.
“Aigo, kau ini. Tadi saat memilih kue kau bilang kau bingung. Sekarang saat memilih hadiah kau juga bingung. Kenapa kau tidak menghadiahkannya jam tangan saja? Bukankah mudah?” saran Donghae.
“Mwo? Jam tangan? tapi, itu bukankah sudah sangat umum?” ujar Minhee yg masih menimbang-nimbang saran dari Donghae.
“Aish, terserah kau sajalah. Masih untung aku mau memberimu saran. Kajja kita pulang, aku sudah sangat lelah sedari tadi mengikutimu berkeliling tidak jelas ujungnya. Contohlah aku yang sangat mudah menemukan barang yg akan ku berikan sebagai hadiah untuknya, tanpa harus berpikir lama sepertimu.”
“Ah, ne. aku membeli jam tangan saja untuknya. Semoga dia menyukai hadiah yg kuberikan sesuai saranmu. Gomawo Lee Donghae.” ucap Minhee sambil mencubit hidung Donghae hingga memerah dan pergi berlalu meninggalkannya menuju toko jam tangan.

***
Waktu menunjukkan pkl. 23.30 KST dan saat ini Minhee memulai aksinya untuk memberi kejutan pada Cho Kyuhyun. Dikediamannya ia mulai menelpon namja berkulit putih itu.

Panggilan masuk
Minhee ~~

“Yeoboseyo Minhee-ya? Waeyo kau menghubungiku larut malam begini?”

“Kyuhyun-ah tolong aku, jeball tolong aku. Hiks..hiks..”

“Minhee-ya, gwaenchanayo?” tanya Kyuhyun mulai panik.

“Ppali kau datang kesini, aku tidak tau tepatnya dimana tapi kurasa ini di sekitar pinggiran sungai Han. Aku takut mereka terus mengejarku, aku sudah menghubungi Donghae tapi dia tidak juga mengangkat telfonnya. Jebal cepatlah datang. Hiks..hiks..” seru Minhee yang terdengar semakin takut dan sontak membuat Kyuhyun semakin panik tidak karuan.
“Tapi siapa yang mengejarmu itu?”
“Molla, ppali datanglah!” piipp Minhee segera menutup teleponnya tanpa sempat Kyuhyun bertanya lagi.

***
Namja tampan itu terlihat gelisah sambil mengarahkan pandangannya ke setiap sudut jalan yang ia telusuri. Ia benar-benar panik dan bingung harus kemana lagi mencari Minhee. Namja itu, Kyuhyun sudah beribu-ribu kali menyebut nama Minhee namun tidak juga mendapat respon. Hingga tepat di taman yang tidak jauh letaknya dari pinggiran sungai Han, ia berhenti karena lelah dan terduduk di bangku yang sudah tersedia di taman itu. Kyuhyun sudah tidak mampu lagi membendung air mata kepanikannya karena namja itu tidak juga menemukan Minhee. Dan tanpa Kyuhyun sadari, Minhee dan Donghae sudah bersiap di belakangnya.

“Neo odieso Minhee-ya??!” lemas Kyuhyun mengucapkan kata itu. Ia benar-benar bingung untuk mencari Minhee kemana lagi. Bahkan dadanya terasa sesak karena isakan tangisnya yang tak henti.
“SAENGIL CHUKKAEHAMNIDA CHO KYUHYUN” teriak seorang dari belakangnya. Sontak membuatnya kaget serta dengan cepat menoleh kebelakang.
Betapa kagetnya Kyuhyun saat itu. Karena yeoja yang sedang dicarinya sejak tadi kini berada di hadapannya membawa sebongkah brownies cake dilapisi kepingan coklat yang bertengger angka 25 diatasnya.

“Saengil chukkae hamnida, saengil chukkae hamnida, saranghaneun uri Kyuhyun.. saengil chukkae hamnida.. yeeeeeyyyy” seru Minhee dan Donghae bersamaan menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Kyuhyun masih diam mematung diiringi isakan tangis yg masih tersisa. Donghae yang melihat tidak ada pergerakan apapun dari Kyuhyun segera menyadarkannya. “Yak Cho Kyuhyun-ah, ppaliwa tiup lilinnya sebelum meleleh,” gentak Donghae.
Kyuhyun pun menyeka air mata yg membasahi pipinya sedari tadi. Dia mengangguk memastikan bahwa akan meniup lilinnya. Dengan yakin Kyuhyun mulai meniup lilinnya..
“Ahh Kyuhyun tunggu dulu, kau harus make a wish sebelum meniup lilin-lilin ini.” Ucap Minhee menghentikan kegiatan Kyuhyun yang ingin meniup lilin itu.
Kemudian Kyuhyun perlahan menutup matanya dan membuat permohonan.
‘Tuhan, terima kasih untuk semua nikmat yang telah kau berikan. Atas suaraku, keluargaku, temanku, sahabatku, gameku dan terutama untuk wanita yang saat ini di hadapanku. Terima kasih telah mengirimkannya untukku, aku akan menjaganya. Ku mohon jadikan dia milikku selamanya Tuhan.’
Setelah mengucapkan permohonan itu dalam hatinya, Kyuhyun dengan semangat meniup lilinnya dan mengucapkan terima kasih kepada mereka berdua. “Kalian ini benar-benar membuatku gila, terutama kau Minhee-ya. Jantungku benar-benar hampir terlepas dari sarangnya karena mengkhawatirkanmu. Jangan pernah lagi kau lakukan itu padaku nde?” seru Kyuhyun.
“Mianhae Kyuhyun-ah, tapi aku sungguh geli melihat ekspresi khawatirmu itu. Sangat lucu! Haha. Sebegitu khawatirkah kau padaku? Ah sudahlah, sekarang potong kuenya” ajak Minhee seraya meletakan kue itu dibangku taman. Kyuhyun mengangguk setuju.
“Nah sekarang siapa orang pertama yg akan kau beri kue ini?” selidik Donghae.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya kepada dua orang yang ada di hadapannya ini. Kemudian ia menyuapkan kue itu untuk dirinya sendiri. “Kue pertama ini jelas untukku, karena kalian memang memberikannya untukku kan?” senyum evil pun menyeringai diwajahnya.
“Nah kue kedua ini seharusnya untuk eomma, appa, atau eonniku. Tapi sayangnya mereka tidak disini sekarang, kalian tidak mengajak mereka. Jadi kuberikan kue ini untukmu Donghae hyung. Karena kau sudah sangat baik padaku selama ini.” Ucapnya kemudian dan menyerahkan kue yang ada di tangannya pada Donghae.
“Mianhae Kyuhyun-ah kami tidak mengajak keluargamu. Tapi gomawo untuk kuenya” balas Donghae dan melahap habis kue itu.
“Lalu mana kue untukku? Sedari tadi aku menunggu kau memberiku kue itu karena aku sudah sangat lapar,” ujar wajah polos Minhee. Membuat kedua namja tampan yang ada di hadapannya terkekeh.
Kemudian Kyuhyun memalingkan wajah tampannya ke hadapan Minhee. “Minhee, jeongmal gomawo untuk semuanya. Aku tidak tahu ini saat yang tepat atau tidak, tapi aku akan mengatakannya sekarang” wajah Kyuhyun mulai menunjukkan ekspresi serius.
‘apa yang akan dikatakannya terhadap Minhee? Semoga fikiranku ini salah’ batin Donghae mulai curiga.
Kyuhyun mulai menatap serius gadis yang ada di hadapannya saat ini. Kemudian ia menggenggam kedua tangan gadis itu dengan lembut dan mulai mengatakan hal yang selama ini menumpuk di otaknya. Ia mulai menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan.
“Tadi kau bertanya sebegitu khawatirkah aku terhadapmu? Nde, sangat. Aku sangat mengkhawatirkanmu Minhee-ya. Aku tidak akan membiarkan hal sekecil apapun menimpamu, aku berjanji akan selalu menjaga dan menyayangimu, saranghae Minhee-ya.”
Deggh..
Pernyataan yang membuat kedua orang itu kaget. Siapa lagi kalau bukan Minhee dan Donghae. Ternyata apa yang di khawatirkan Donghae terjadi. Sedangkan Kyuhyun berhasil membuat Minhee membulatkan matanya tak percaya. Namja yang dulu hanya bisa dikaguminya berangsur menjadi temannya dan kini menyatakan cinta padanya. Sungguh sulit di percaya.
“k~kkau, apa yg kau ..” Minhee tak sanggup mengungkapkan kalimat selanjutnya karena ia benar-benar tidak percaya. Yang ia rasakan saat ini adalah dentuman jantungnya yang bergerak cepat dan tidak beraturan yang membuatnya menjadi gugup.
“Minhee-ya aku bersungguh-sungguh, aku janji akan menjaga hatimu, apakah kau mau menjaga hatiku?” tanya Kyuhyun yang semakin mempertegas maksud ucapannya.
Kemudian Minhee dengan perlahan menganggukkan kepalanya mengartikan bahwa ia menerima pernyataan cinta namja itu. Yeoja itu berhasil membuat Kyuhyun tersenyum senang serta membuat Donghae mulai goyah dari pertahanan kakinya untuk berdiri. Pria itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya saat ini. Ia melihat yeoja yang sangat ia cinta selama lima tahun terakhir ini kini tengah berada didekapan namja lain yg kini menjadi namjachigunya. Namja berambut hitam itu merasa bak disambar petir tepat mengenai hatinya kini. Tampak butiran bening mengalir di permukaan pipinya. Ia juga melepas hadiah yang akan diberikannya pada Kyuhyun ke atas tanah yang menjadi pijakannya karena sudah tak mempunyai lagi kekuatan untuk menggenggam. Bahkan mungkin jika ia tidak menahannya dengan sekuat tenaga badannya akan tersungkur jatuh ke tanah saat ini.

***
Waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa Minhee sudah menjalani hubungan dengan Kyuhyun hampir setahun. Jika ditanya soal masalah, mana mungkin ada pasangan yang tidak pernah di terpa masalah. Namun masalah yang mereka hadapi tidaklah begitu berarti. Hubungan mereka pun berangsur kian serius. Kyuhyun sudah memantapkan hatinya untuk menikahi gadis itu. Ia sudah melamarnya dua hari yang lalu. Dan Minhee pun menerima lamaran Kyuhyun dengan gembira walau sesungguhnya ada sesuatu yang akhir-akhir ini mulai mengusik fikirannya mengenai sahabat terbaiknya Lee Donghae.
Di tempat lain, di suatu ruangan yang benar-benar di penuhi dengan berbagai macam benda berwarna biru shappire. Namun keadaan ruangan itu saat ini sangatlah buruk. Semuanya berantakan, berserakan dimana-mana, tak beraturan sesuai tempatnya. Mungkin sisa kejadian semalam saat namja itu tidak dapat mengendalikan emosinya ketika ia tahu bahwa yeoja yang selalu ia cintai hingga saat ini akan melangsungkan pernikahan seminggu lagi dari undangan yang dititip Minhee pada Donghwa. Ya seminggu lagi dan itu waktu yang sangat cepat.
“Bodoh, namja bodoh! Wae Lee Donghae, WAE?!” amuknya pada dirinya sendiri. “Andai saja kau menghiraukan persahabatanmu dan memberanikan diri untuk menyatakan perasaanmu pada yeoja itu kau tidak akan merasakan sakit seperti ini. Kau begitu takut dia menolakmu dan persahabataan kalian mejadi renggang padahal jika kau mencobanya mungkin itu hanya pendapatmu semata” lanjutnya lagi diiringi butiran bening yang membanjiri pipinya.
Bugh’
“AKH..” teriak Donghae seraya meratapi kepalan tangannya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat akibat ulahnya sendiri yang menghantamkan lengannya ke dinding.
Karena mendengar sesuatu yang dirasanya semakin tidak beres, Lee Donghwa kakak Lee Donghae bergegas menuju kamar Dongsaeng satu-satunya itu. Ia cukup terkejut dengan apa yang terjadi di kamar adiknya saat ia membuka pintu. Betapa sedihnya ia mengetahui keadaan yang sedang dialami adiknya saat ini.
“Yak, Lee Donghae apa yang kau lakukan eoh? Kau benar-benar pabo  menyakiti dirimu sendiri seperti ini. Nae dongsaeng, jebal hentikan..” pinta sang kakak dengan nada memohon karena benar-benar tidak sanggup melihat adiknya seperti itu.
Kemudian Donghwa membopong tubuh Donghae yg melemas di pojok kamarnya menuju ranjang empuknya. Dengan segera sang kakak mengambil kotak P3K guna mengobati adik tangannya itu.
“Hyung, apa yg harus kulakukan sekarang hyung? Kumohon bantu aku~”  ungkap Donghae dengan nada parau. “Semua sudah terlambat hyung, aku kalah dan tidak akan pernah mendapatkannya!!” lanjutnya lagi.
“Sudahlah, sekarang kau istirahat saja dulu. Lukamu sudah ku obati, semoga saja cepat mengering.” kata Donghwa yang mulai beranjak pergi dari kamar adiknya.

***
1 message
From : Minhee pabo~
Annyeong Donghae-ya. Yak, Lee Donghae nan jeongmal bogoshippoyeo.
Kemana saja kau Donghae-ya? Setiap aku menghubungimu kau tidak pernah menjawabnya, saat mengajakmu pergi kau selalu beralasan tidak bisa atau aku berkunjung kerumahmu Donghwa oppa selalu bilang kau sedang tidak dirumah. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu eoh? Aku sempat berfikir kau marah padaku Donghae-ya, tapi aku bingung apa sebabnya.
Ah nde, kau tahu kan aku akan segera menikah dengan Kyuhyun oppa? *aku yakin kau pasti sudah mengetahuinya* kekeke~ mian aku memberikan undangannya tidak langsung kepadamu.. Ya karena itu tadi untuk bertemu denganmu sangat sulit jadi aku titip pada Donghwa oppa. Awalnya aku tidak ingin langsung menerima lamaran Kyuhyun oppa, biar bagaimanapun kau adalah sahabatku dan kau harus mengetahuinya terlebih dahulu dan membantuku mengambil keputusan karena aku tidak ingin terlalu tergesa-gesa dan mendahuluimu yang sampai saat ini aku belum tahu siapa yeojachingumu. Tapi saat itu kau benar-benar seperti sangat menjauhiku jadi aku putuskan untuk menerimanya, mianhae aku tidak menunggumu.
 Donghae, kumohon balas pesan-pesanku ini. Asal kau tahu, aku sampai lupa sudah berapa banyak aku menelfon dan mengirimu pesan yang tidak juga mendapatkan balasan. Aku juga sangat ingin main kerumahmu untuk menceritakan semuanya padamu, jebal balas pesanku nde? Ah, pesanku ini sepertinya terlalu panjang. Aku hentikan dulu nanti kubalas lagi saat kau membalas pesanku. I’m waiting to your message Mr. Aideen J~~

Setelah membaca pesan tersebut, Donghae hanya bisa tersenyum miris. Pria tampan itu sadar, tak seharusnya ia menjauhi Minhee tanpa alasan yang jelas. Dan jujur, ia juga sangat merindukan sahabat yang sangat ia cintai itu. Tapi ia sungguh tidak bisa menahan rasa sakit setiap kali harus melihat Kyuhyun dan Minhee yang selalu bermesraan dihadapannya. Sehingga ia lebih memilih untuk menjaga jarak dengan mereka.

1 Message
From : Fishy Donghae~
Mianhae, jeongmal mianhae Minhee-ya.  Mianhae aku baru bisa membalas pesanmu. Akhir-akhir ini aku sangat sibuk, jadi aku tidak bisa bermain ataupun sekedar bertemu denganmu. Anniya, aku tidak marah denganmu, lagipula kenapa aku harus marah? Kau sendiri tahu akan hal itu kan? Ah, nado bogoshippo Minhee-ya. Apa saat ini kau ingin berkunjung kerumahku?

1 Message
From : Minhee pabo~
Aigoo, Donghae-ya aku sangat senang kau membalas pesanku. Arraseo Mr. Lee, kau memang orang yang sangat sibuk, terlebih ini sudah mulai memasuki semester akhir kuliahmu. Kau bertanya apa aku ingin kerumahmu? Ya, dasar Fishy pabo, kau masih bertanya seperti itu eoh? Jelas saja aku sangat ingin kerumahmu. Apa boleh aku kerumahmu sekarang? Dan sepertinya aku akan kerumahmu seorang diri, karena Kyuhyun oppa sedang ada jadwal menyanyi. Eotthe?

Donghae yang membaca pesan tersebut sedikit mengembangkan senyumnya senang, karena ia fikir ia bisa bermain dengan Minhee seperti dulu dan hanya berdua dengan Minhee tanpa harus ada Kyuhyun diantara mereka.

1 Message
From : Fishy Donghae~
Geurae, kemarilah. Tapi kau harus membawa makanan yang banyak untuk kita dan berbagai minuman nde? Persediaan dirumahku habis ;)

Tanpa membalas pesan Donghae, Minhee segera bergegas mengambil tas dan menuju supermarket untuk membeli makanan dan minuman seperti yang diperintahkan Donghae lalu pergi kerumah laki-laki tampan itu.

***

Ting tong~
‘itu  pasti dia’ dengan segera Donghae membukakan pintu rumahnya.
Ceklek’
“Annyeong Donghae-ya” seru Minhee saat ketika Donghae baru saja membuka pintunya. Tanpa berpikir panjang, ia segera berhambur ke dalam pelukan sahabatnya itu. Tubuh yang sangat dirindukannya saat ini.
“Ya, Lee Donghae nappeun. Kenapa kau baru muncul sekarang eoh? Nan bogoshippo Donghae-ya, kau benar-benar keterlaluan membiarkan sahabatmu ini gila karena merindukanmu,” ucap Minhee dalam dekapan Donghae. Merindukan? Ya pria itu juga sangat merindukan tubuh mungil gadis ini, teriaknya, sentuhannya, senyumnya, manjanya dan semua hal yang ditmbulkan gadis ini walau ia tahu rindu yang ia rasakan berbeda dengan rindu gadis itu. Donghae pun yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa tersenyum dan mengelus rambut Minhee, dan hingga sepersekian detik namja itu melepas pelukannya.
“Kajja masuk, kita lanjutkan pembicaraannya didalam saja nde?” ajak Donghae pada Minhee yang mungkin merasa kurang sopan jika harus berlama-lama didepan pintu dalam posisi berpelukan.

***

“Apakah kau benar-benar sangat sibuk Donghae-ya, sampai-sampai penampilanmu menjadi semakin lusuh seperti itu? Kau benar-benar tidak bisa merawat dirimu dengan baik selama tidak bertemu denganku”  tutur Minhee seraya membuka bungkusan beberapa kue dan meletakannya dipiring yang sudah disediakan Donghae sebelumnya.
“Biarkan saja penampilanku seperti ini, selama tidak ada makhluk bawel sepertimu disampingku aku tidak perlu repot akan semua nasihatmu” jawab Donghae sambil memakan kue dari Minhee.
“Aigoo, jadi kau harus dimarahi seperti biasa eoh? Yak, kau ini sudah besar masa harus aku terus yang memarahimu agar kau selalu ingat untuk berpenampilan lebih menarik?! Pantas saja sampai saat ini kau tidak mempunyai yeojachingu, bahkan mungkin tidak ada yeoja yang mau mendekatimu kecuali aku sahabatmu” ucap Minhee dengan nada sedikit kesal.
“Mwoya? Apa maksudmu eoh? Apa kau ingin kuhabisi saat ini juga?” ujar Donghae sambil menatap tajam Minhee mengisyaratkan sesuatu. Dan sepertinya Minhee mengerti akan fikiran Donghae saat ini, dengan segera ia beranjak dari tempat duduknya dan menjauh dari Donghae.
“Yak, Lee Donghae menjauh kau! Jangan bilang kau akan~“ belum sempat Minhee menyelesaikan perkataannya, Donghae segera berlari kearahnya dan menggerayangi pinggang Minhee yang menimbulkan rasa geli tidak tertahan. Minhee yang tahu akan kebiasaan sahabatnya yang selalu mengelitikinya segera melepaskan diri dari Donghae dan berlari menjauh. Alhasil, adegan kejar-kejaran pun mereka lakukan layaknya film-film India.

***

Sudah sekitar tujuh jam Minhee bermain dirumah Donghae. Mereka menghabiskan waktu berdua, karena saat itu kakak Donghae ‘Lee Donghwa’ sedang bekerja. Yang mereka lakukan selama itu yakni bercanda, tertawa bersama, berbincang, menonton film bahkan hingga tertidur bersama. Itulah yang selalu mereka lakukan jika sudah bermain bersama.
Dan memang saat ini mereka berdua terlelap di sofa dengan posisi kepala Minhee bersandar pada pundak kiri Donghae dan Donghae yang bersandar pada puncak kepala Minhee. Namun, Donghae perlahan membuka matanya dan terlihat seulas senyum terpampang manis di wajahnya karena ia sangat senang bahwa hari ini terjadi lagi. Hari dimana ia selalu bersama Minhee dan bersenag-senang bersama, rasanya saat ini ia ingin menghentikan waktu dan membiarkan Minhee tetap disampingnya, bersamanya selamanya.
Terdengar suara decitan sepatu dari arah pintu sehingga membuat Donghae menoleh kearahnya. Beberapa detik kemudian pintu terbuka dan ia mendapati kakaknya yang baru pulang bekerja. Kakaknya sedikit kaget akan keberadaan Minhee yang sedang tertidur dipundak adiknya, dengan segera Donghae memberi isyarat pada hyung-nya itu agar tidak bertanya dan membangunkan Minhee yang sedang sangat terlelap, dan tanpa berfikir lama Donghwa mengerti dan segera masuk ke kamarnya. Namun, belum sampai Donghwa pada pintu kamarnya, Minhee bangun dan memanggilnya.

“Hoamm, ah jam berapa ini?” ucap gadis itu sambil mengepuk-ngepukkan mulutnya yang menguap dan melirik kearah jam yang menunjukkan pkl. 08.00 malam.
“Annyeong  Donghwa oppa, ternyata kau sudah pulang? Aku sampai tidak menyadarinya hehe” dengan segera Minhee bangkit dari duduknya dan sedikit berbungkuk menghadap Donghwa.
“Haha, nde baru saja aku sampai. Bagaimana kau menyadarinya, kau tidur sangat nyenyak sekali kekeke~” Donghwa dan Donghae terkekeh bersama melihat ekspresi Minhee yang menunjukkan senyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Ah Donghae-ya, oppa-ya aku pulang dulu nde? Lagipula ini sudah cukup larut aku takut eomma mengkhawatirkanku nantinya. Omoo~, hampir aku lupa, dua hari lagi datang ke acara pernikahanku nde? Awas kau Donghae, jika kau tidak ada di acaraku, aku tidak akan memulai acaranya dan tidak akan pernah memaafkanmu, arraseo?”
Donghae terdiam sejenak nampak berfikir dan menoleh kearah Donghwa sebentar dengan tatapan nanar membuat hyungnya mendengus pasrah dan terlihat seperti mengisyaratkan sesuatu pada adiknya itu.
“Baik, aku pasti datang begitu juga dengan Donghae. Iya kan Donghae?” ujar Donghwa sedangkan yang dilempari pertanyaan hanya terdiam, merasakan lidahnya terasa kelu sehingga hanya untuk mengeluarkan sedikit kata saja sangatlah sulit. “nde, aku akan datang ke acaramu.” ucap Donghae kemudian menarik nafasnya dalam dan menghembusnya kasar.
“Nah harus itu, kau harus ada di acaraku dan terus disampingku arra?” pinta Minhee. Donghae hanya membalasnya dengan anggukan dan Donghwa yang melihat kejadian dihadapannya itu hanya tersenyum.
“Geurae, aku pamit dulu. Annyeong” Minhee pun pamit pulang namun dicegah oleh Lee Donghwa. “Yak, kau ini seorang gadis apa akan pulang sendiri selarut ini? Biar Donghae yang mengantarmu nde?” ucap Donghwa. Donghae mendengar perkataan kakaknya itu yang mungkin juga menjuru kepadanya namun ia tak bergeming dengan fikiran mengenai acara pernikahan Minhee yang selalu berputar di otaknya.
“Aish, Lee Donghae kau akan mengantarkan Minhee pulang kan?” ucap Donghwa untuk kedua kalinya namun kali ini dengan suara yang lebih keras.
Donghae pun tersadar dari lamunanya, “Geurae, aku ambil jaket dan kunci motor dulu”. Donghae bergegas menuju kamarnya mengambil benda yang ia sebutkan tadi.

***
Di perjalanan mereka hanya terdiam, terlebih ketika Donghae menarik lengan Minhee agar gadis itu mengeratkan kedua tangannya ke pinggang Donghae dan entah mengapa Minhee menjadi canggung sekarang dengan perlakuan Donghae yang seperti itu.
Sekitar dua puluh menit mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di kediaman Minhee. Yeoja itu segera turun dari motor ninja milik Donghae,
“Gomapta Donghae-ya, aku sangat senang hari ini bisa bermain lagi denganmu. Aku fikir hari ini tidak akan ada karena kau yang kurasa mengacuhkanku kemarin-kemarin” ucap Minhee disandingi senyum manisnya.
“Mian akan hal itu” jawab Donghae yang sepertinya merasa bersalah.
“Haha,  lihat ekspresimu itu sangat lucu Mr. Lee. Sudahlah, aku sudah lupa akan hal itu dan yang barusan aku hanya bercanda.” tutur Minhee sambil terkekeh geli melihat ekspresi Donghae yang berubah menjadi lesu karena ucapannya.
“Aish, jinjja kau sangat menyebalkan. Baiklah aku pamit.” Donghae menyalakan motornya dan Minhee masih mengembangkan senyumnya menatap Donghae. Donghae yang sedari tadi berada  diatas motornya tiba-tiba turun dan mendekati Minhee. Kemudian ia kecup kening gadis yang sangat ia cintai itu dengan tulus dan sangat lembut. Sedangkan Minhee, ia benar-benar bingung harus berbuat apa karena baru kali ini Donghae mengecup keningnya dan gadis itu bisa mersakan ketulusannya. Bahkan, ia tidak mengerti bagaimana bisa detak jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya dan itu terjadi saat ini,  saat Donghae yang notabennya adalah sahabatnya mengecup keningnya cukup lama.
“Cepatlah masuk dan lekas tidur. Lanjutkan lagi tidurmu tadi. Annyeong” ucap Donghae lembut terasa seperti bisikan ditelinga gadis itu ketika melepas ciumannya dan menaiki motornya. Ia tersenyum ke arah Minhee serta dengan cepat menancapkan gas nya dan melesat menjauh.
‘Annyeong Mr. Lee. Apa yang terjadi denganku saat ini, kenapa jantungku seperti ini. Oh Tuhan~’batin Minhee mulai berjalan masuk kerumahnya.

***

Hari yang sangat ditunggu Kyuhyun tiba, namun tidak dengan Minhee. Entah mengapa, sejak malam dimana ia diantar pu;ang oleh Donghae perasaannya menjadi tidak karuan. Sebelumnya, ia memang sangat sering main ataupun diantar pulang oleh Donghae namun ia sendiri bingung setiap kali mengingat Donghae yang mencium keningnya, senyum selalu mengembang di wajahnya, bahkan jantungnya pun ikut berdetak berkali-kali lipat dari biasanya. Perasaan yang sama saat ia mulai mencintai Kyuhyun.
Namun, hanya untuk menyadari hal itu saat ini saja sudah terlambat. Gaun putih nan indah itu sudah dikenakan oleh Minhee yang semakin memperjelas aura cantik dari dalam dirinya. Bahkan tamu-tamu yang hadir untuk menyaksikan pengucapan janji mereka sudah siap ditempat duduknya masing-masing menunggu sang pengantin wanita datang.
“Chagi, kau sudah siap? Kyuhyun dan seluruh tamu sudah menunggumu. Kita berangkat sekarang, ppaliwa” ucap eomma Minhee datang membuka pintu.
“Nde eomma, eomma ke mobil dulu saja aku menyusul. Tunggu lima menit, nde?” ujar Minhee.
“Geurae, cepat ya.”

Minhee menatap dirinya di cermin. Ia sungguh bingung dengan keadaan yang dialaminya sekarang, ia sadar seharusnya ia merasa sangat bahagia atupun gugup layaknya calon pengantin lain namun ia tak merasakan hal itu.  Justru, yang saat ini sangat ia tunggu adalah kabar dari Lee Donghae sahabatnya yang setidanya mengirimnya pesan singkat berupa ucapan selamat ataupun yang lainnya. Bahkan sempat terbesit di benaknya, ia berharap agar Donghae membawanya pergi dari acara pernikahannya saat ini. Sungguh fikiran yang gila bukan?
Minhee segera menuju mobil, sebelum itu ia menggerakan jari-jarinya menuliskan suatu pesan di handphone-nya yang ia tujukan untuk Donghae.

To : Fishy Donghae~
Hey Fishy Pabo, aku tunggu kehadiranmu dengan sangat nde. Aku akan tunggu hingga kau datang, dan jika kau belum datang juga di acara pernikahanku dan tersenyum untukku di hari pernikahanku ini, aku tidak akan memulainya sampai aku  benar-benar melihat kehadiranmu dan senyummu untukku. Aku menyayangimu Lee Donghae pabo, sangat-sangat menyayangimu kekeke~

***
“Donghae-ya, kau yakin tidak akan datang?” tanya Donghwa kesekian kalinya memastikan adiknya yang tidak akan datang.
“Nde hyung, sampaikan saja salamku untuknya” jawab Donghae dengan perasaan yang berkecamuk, matanya pun masih sembab mungkin karena tangisnya yang tak henti sejak semalam. Wajar saja, karena Lee Donghae memang orang yang sangat cengeng.
“Baiklah, aku berangkat. Ah nde, aku pakai motormu saja ya,” ucap  Donghae lagi pada adiknya yang hanya menatap kosong kearah luar jendela kamarnya.
“Nde, kuncinya di laci televisi.”

Ten minute’s later~
Donghae mengambil handphone-nya yang ia letakkan di ruang televisi dan dilihatnya sebuah pesan dari Minhee.
From : Minhee pabo~
Hey Fishy Pabo, aku tunggu kehadiranmu dengan sangat nde. Aku akan tunggu hingga kau datang, dan jika kau belum datang juga di acara pernikahanku dan tersenyum untukku di hari pernikahanku ini, aku tidak akan memulainya sampai aku  benar-benar melihat kehadiranmu dan senyummu untukku. Aku menyayangimu Lee Donghae pabo, sangat-sangat menyayangimu kekeke~

Melihat isi pesan itu, Donghae hanya terdiam tersenyum miris. Fikirannya kacau, bagaimana tidak? ia diminta hadir untuk menyaksikan sahabat yang dicintainya menikah dengan orang lain, namun ia juga tidak ingin mengecewakan Minhee dengan tidak menghadiri acara tersebut, terlebih Minhee sangat mengharap kedatangannya bahkan mengancam untuk tidak akan memulai acaranya dan ia sangat tahu bahwa Minhee selalu serius dengan apa yang ia ucapkan.
‘andai kau memintaku untuk membawamu pergi dari acara itu, aku pasti akan melakukannya Minhee’ batin Donghae. Dan setelah ia berfikir lama, akhirnya ia putuskan untuk menghadiri acara itu yang mungkin untuk terakhir kalinya ia melihat sahabat tercintanyya sebelum ia pergi meninggalkan Seoul karena menurutnya hanya akan semakin menyakiti hatinya jika ia harus terus-terusan berada di Korea dan melihat Minhee dan Kyuhyun bersama.
Saat hendak mengambil kunci motornya, ia baru ingat bahwa motornya di pakai oleh Donghwa. Berhubung waktu semakin sempit, ia putuskan untuk menggunakan mobil kakaknya walau ia sadar ia masih kurang mahir mengendarai mobil.

***
Biarpun sakit terus menggerayangi hatinya, terlebih ketika ia melihat pesan Minhee yang memintanya datang tapi ia tetap saja memandangi pesan itu dan membacanya berulang kali pada kata-kata Minhee terakhir yang bertulis bahwa Minhee sangat menyayangi Donghae, bahkan ia bergumam menjawab pesan itu pada dirinya sendiri ‘nde, Minhee-ya. aku sangat menyayangimu, saranghaeyo Minhee’
Donghae membalas pesan Minhee
To : Minhee pabo~
Nde, aku akan datang. Kau harus menungguku sampai aku benar-benar datang. Aku juga sangat menyayangimu.

Setelah itu, ia juga mengirim pesan untuk kakaknya,
To : Donghwa Hyung
Hyung, setelah aku berfikir, aku rasa aku harus datang hyung. Anggaplah ini terakhir kalinya aku melihatnya sebelum aku benar-benar kehilangannya. Kau tidak perlu khawatir akan keadaanku nantinya, aku yakin aku akan baik-baik saja. Aku menyayangimu hyung, tunggu aku disana nde!!

Setelah selesai mengirim pesan dan dalam keadaan menyetir, ia masukkan handphonenya ke saku celana. Namun handphonenya justru terlepas dari tangannya saat belum masuk saku celananya. Ia cari handphonenya itu dengan meraba namun tak kunjung menemukannya hingga ia menundukkan sedikit kepalanya, belum sempat ia mencari tiba-tiba terdengar suara klakson dari arah berlawanan dan saat ia mengangkat kepalanya sebuah mobil container besar secara cepat menghantam mobil yang ia kendarai, Donghae sempat membanting stirnya ke kanan yang justru membuat mobilnya terjungkal berkali-kali.

***

‘aku sudah disini, Kyuhyun oppa ada di depan altar sana. Tapi dimana Donghae? Kenapa namja tengik itu belum datang dan hanya ada Donghwa opaa disana? Hum, mungkin dia terlambat namanya juga Lee Donghae selalu terlambat’ batin Minhee sambil terus mengumbar senyumnya ke segala penjuru kursi tamu yang ada, begitu juga kearah Kyuhyun yang sudah menantinya.
“Kau sangat cantik chagi,” ucap Kyuhyun ketika Minhee sudah berada di hadapannya.
“Gomawo oppa, tapi kenapa disini tidak ada wartawan oppa? Biar bagaimanapun kau ‘kan cukup terkenal,”
“Sengaja aku tidak mengijinkan mereka disini sekarang, aku ingin acara kita berjalan khidmat dan lancar chagiya”
Minhee hanya tersenyum mendengar jawaban Kyuhyun, namun matanya tak lepas dari pintu masuk Gereja dan tempat Donghwa oppa duduk, karena ia sangat menunggu pria itu –Lee Donghae yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya saat ini. Dan entah mengapa ia merasa sangat gelisah menunggu kedatangan Donghae.
“Baiklah, janji akan di ikrarkan. Apa kedua mempelai siap?” ucap sang pendeta pada kedua mempelai.
“Kami siap pa pendeta, iya kan sayang?” tanya Kyuhyun pada Minhee namun Minhee tak bergeming dan terus menatap pintu.
“Chagi, kau sudah siap kan?” tanya Kyuhyun kedua kalinya karena merasa pertanyaan pertama tidak mendapat respone.
“Humm, eung ..” belum selesai Minhee menjawab, ekspresi wajahnya berubah ketika melihat Lee Donghwa yang tiba-tiba pergi dengan terburu-buru dan air mata yang berlinang dari acara pernikahannya setelah melihat layar handphone-nya.
Minhee segera menghentikan Donghwa dengan mengejarnya dan meninggalkan Kyuhyun di altar membuat semua tamu kaget termasuk Kyuhyun dan Orang tua mereka.
“Donghwa oppa tunggu, kau mau kemana? Dan dimana Donghae oppa? aku sudah janji pada Donghae tidak akan memulai acara ini sebelum ia datang,” ucap Minhee samar namun masih terdengar oleh Donghwa.
“Apa yang kau lakukan Minhee-ya? lebih baik kau lanjutkan acaramu, harus kau lanjutkan walau tanpa  Donghae, aku harus pergi sekarang!” ucap Donghwa hendak pergi namun tangannya segera di tahan oleh Minhee.
“Tunggu oppa,  apa maksudmu tanpa Donghae?” tanya Minhee semakin penasaran dan tidak ia perdulika para tamu yang mulai mencibirnya, serta membuat Kyuhyun menghampirinya.
“Sayang, apa yang kau lakukan? Kajja kita mulai acaranya chagi, lihatlah para tamu mulai memperhatikanmu,” perintah Kyuhyun di telinga Minhee.
“Sebentar oppa!!” jawab Minhee.  “ oppa, apa maksudnya” lanjut Minhee beralih pada Donghwa.
“Baiklah, Donghae, dia.. dia tidak bisa d-datang” ujar Donghwa menggantung.
“Iya tapi kenapa oppa?”
“Donghae mengalami kecelakaan dalam perjalanannya kesini, mianhae Minhee aku harus segera pergi melihat keadaanya di Rumah sakit Seoul”
“Mwo? Donghae? Kau bercanda kan oppa?”
“Aku serius, aku pergi. Annyeong” Donghwa pamit dan segera menuju Runah sakit.
Sedangkan Minhee, butiran bening begitu saja mengalir dari kelopak matanya, lututnya terasa lemas hingga ia tidak mampu menopang tubuhnya dan terjatuh ke lantai. Kyuhyun pun kaget mendegar hal tersebut,  ia mengerti apa yang dirasakan Minhee saat ini, karena ia juga menyayangi Donghae seoerti kakaknya sendiri. Orang tua mereka segera menghampiri mereka setelah melihat Minhee yang terduduk lemas dilantai sambil menangis.
“Minhee, sebenarnya ada apa?” ucap eomma Minhee.
“Oppa, aku harus ke rumah sakit sekarang!” tegas Minhee seraya berdiri dan segera pergi namun tangannya segera diraih oleh Kyuhyun.
“Chagi, tapi bagaimana dengan~, ah sudahlah, ayo kita ke rumah sakit sekarang” ajak Kyuhyun yang membuat Minhee sedikit kaget dengan sikap yang di tunjukkan Kyuhyun.
“Tunggu sebentar, kalian mau kemana? Siapa yang sakit?” tanya Tuan Cho tak lain appa dari Kyuhyun.
“Appa maaf, aku harus segera pergi. Saat ini aku tidak bisa  melanjutkan  acara ini, karena sahabat, aniya, aku sudah menanggapnya seperti kakakku sendiri. Lee Donghae ia kecelakaan, mian appa aku pergi.” Minhee dan Kyuhyun membungkukkan badan mereka menghadap orang tua mereka dan para tamu serta segera pergi dari tempat itu tanpa mendengar teriakan-teriakan dari orang tua mereka yang mungkin malu dengan para tamu yang merupakan kolega bisnis mereka harus tahu pernikahan anak mereka di batalkan.

***
Selang dan segala peralatan rumah sakit lainnya menempel pada sekujur tubuhnya yang terbaring lemah tak berdaya. Donghwa, hanya bisa menangis di samping tubuh adiknya. Hingga sesaat Minhee dan Kyuhyun sudah berada di ambang pintu menatap nanar keadaan sahabat mereka.
Air mata terlihat sangat jelas mengalir dari pelupuk mata Minhee. Napasnya tercekat, merasa seolah oksigen tak berada didekatnya. Perlahan gontaian langkahnya mencoba mendekati pria itu yang terbaring lemah dihadapannya kini.
“Donghae, bagaimana bisa kau seperti ini?” bisikan itu tepat berada pada telinga Donghae dan hampir tak terdengar oleh telinganya sendiri karena diiringi isaknya.
“Hyung, bagaimana keadaannya?” tanya Kyuhyun saat Donghwa mulai beranjak dari tempat duduknya.
“Seperti yang kau lihat, ia hanya memejamkan matanya tanpa menyadari ada beberapa pasang mata yang menunggu mata itu terbuka. Pendarahan dibagian kepalanya, membuatnya jauh dari kata ia akan segera baik-baik saja. Terlebih dokter bilang kesempatannya untuk hidup sangat kecil. Aku benar-benar tidak kuat untuk melihatnya dalam keadaan seperti ini, ”
“Tapi hyung, ucapan dokter tidak semua benar, kau tidak perlu mempercayai sepenuhnya. Aku yakin, Donghae hyung orang yang kuat dan dia akan melewati semua ini secepatnya,”

“Donghae-ya, jadi ini maksud pesanmu untuk menyuruhku menunggu? Namja nappeun! Irona Donghae, irona~” ucapan Minhee membuat Donghwa menoleh kearahnya.
“Maksudmu Donghae mengirimmu pesan sebelum ia pergi?”
“Ne oppa, memang sebelumnya aku yang mengirimnya pesan. Entah setan apa yang membuatku menulis pesan untuknya dan bilang bahwa aku akan menunggu hingga ia datang dan tak akan memulai acaranya sebelum aku melihat senyumnya,”
Ekspresi Kyuhyun berubah seketika, ia sungguh tak menyangka calon istrinya sebegitu membuat Donghae berarti dihidupnya, tapi ia juga tidak bisa marah terlebih dengan keadaan Donghae saat ini.
“Chagi..” panggil Kyuhyun lembut karena tak ingin membuat orang yang sangat ia cintai merasa terluka apabila ia malah memarahinya sedangkan keadaan hatinya sedang tak baik.
“Mian oppa, aku tahu aku membuatmu kecewa dengan ucapanku barusan. Aku benar-benar sangat ingin Donghae hadir, maka aku mengancamnya seperti itu. Aku tak tahu begini akhirnya, ini semua salahku,  aku memang bodoh, aku bodoh” sesal yang dirasa Minhee memang cukup dalam, bahkan ia memukul-mukul kepalanya sendiri karena dirinya sahabatnya menjadi seperti itu.
“Yak, Minhee apa yang kau lakukan?! Jangan seperti ini,  ini bukan salahmu.  Jangan sakiti dirimu sendiri chagi,” Kyuhyun dengan cepat menahan tangan Minhee yang memang akan menyakiti dirinya sendiri jika ia terus melakukan hal bodoh seperti itu.
“Biarkan oppa, ini semua karena aku, hiks.. hiks..” jawab gadis itu disela tangisnya.
“Kyuhyun benar Minhee, kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Donghae juga akan memarahimu jika ia tahu gadis yang dicintainya seperti ini,”
“Oppa, apa maksud ucapanmu?” Minhee melebarkan matanya saat mendengar apa yang diucapkan Donghwa barusan. Kyuhyun juga mengerutkan keningnya tak percaya.
“A-ah iya, kalian kenapa bisa disini? Kalian tidak melanjutkan acaranya?” ujar Donghwa yang mencoba mengalihkan pembicaraan, karena ia tahu apa yang sudah diucapnya tadi.
“Kami belum memulai apapun hyung, jelaskan apa maksud ucapanmu hyung?”
“U-ucapanku? Ucapan apa maksudu?”
“Oppa, apa  maksudmu Donghae mencintaiku?”
Donghwa terlihat bingung saat ini, ia ingin tak membei tahukan apapun tapi sepertinya semuanya mendesaknya untuk berkata bagaimana perasaan adiknya terhadap wanita dihadapannya.
“Geurae, sebenarnya sejak lima tahun lalu Donghae sudah jatuh cinta  padamu Minhee-ya. sejak saat itu, dia selalu mengucap janji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga orang yang dicintainya, yaitu dirimu. Ia selalu merasa senang ketika ia melihat senyummu dan merasa sakit ketika kau menangis dihadapannya. Kadang aku juga merasakan sedih ketika harus mendengarnya cerita tentangmu yang mulai dekat denganmu, terlihat sangat menyedihkan melihat keadaannya saat itu, tapi ia sangat tahu tak ada yang bisa ia lakukan,”
Mendengar pernyataan itu terlontar dari mulut Donghwa, tangis Minhee semakin pecah. Air matanya terus menganak sungai dipipinya. Gadis itu terduduk lemas bersandar pada dinding kokoh Rumah Sakit itu. Ia menarik kedua lututnya kedalam pelukannya dan membenamkan wajahnya dalam.
“Ini semua karenaku,” serak suara itu tertutur dari lidah gadis itu. Bahkan hingga saat ini ia masih menyalahkan dirinya sendiri. Kyuhyun merendahkan badannya mencoba mensejajarkannya dengan gadis itu.
“Mianhae oppa, jeongmal mianhae. Aku benar-benar yeoja tak berperasaan dan harusnya kau membenciku oppa,” lanjutnya lagi. Sepertinya emosi memang sedang menjalar pada diri gadis itu.
“M-maksudmu?”
“Kau tahu, sebenarnya aku ingin sekali lari dari acara pernikahan kita hari ini oppa. jujur, aku ingin membatalkannya, hiks.. hiks..”
“Mwo?”
Sepasang mata itu membelalak tak percaya, bagaimana bisa?  Mungkin itu yang ada difikrannya saat ini.
***
“Oppa kajja bangunlah, aku sudah disini oppa-ya. bukankah kau ingin mendengarku memanggilmu dengan sebutan oppa? kau dengar ‘kan, saat ini aku memanggilmu dengan sebutan itu. Cepat bangun oppa..”
Tangan mungil gadis itu masih menggenggam jemari Donghae yang tak kunjung membalas. “Oppa, palliwa ireona. aku tahu aku memang yeoja pabo oppa. aku tak menyadari jika selama ini kau mencintaiku oppa-ya~. aku selalu menganggap perhatianmu itu adalah perhatian seorang sahabat kepada sahabatnya ataupun kakak terhadap adiknya, hiks.. hikss..
Oppa, kenapa  kau tidak memberi tahuku bahwa kau mencintaiku? Ck, kau terlalu picik oppa hanya untuk memikirkan persahabatan kita. Kau tahu oppa, aku milikmu sekarang, kau bilang kau menyayangiku, dan kau akan datang menemuiku dan memberikan senyum itu, mana oppa? mana?!! hari ini kau sama sekali belum tersenyum untukku,” lanjutnya lagi. Dadanya terasa benar-benar sesak sekarang.
“Oppa-ya, saranghae. Jeongmal saranghae Lee Donghae oppa. Maaf aku terlambat menyadari hal ini dan mengatakannya padamu, tapi aku janji aku tak akan lagi terlambat untuk mendampingimu asalkan kau cepat bangun oppa,”
Kini giliran Kyuhyun yang merasa matanya memanas saat ini, ia tahu akan seperti ini. Bahkan ini belum seberapa saat ia mendengar Minhee mengucapkannya langsung dari mulutnya.

“Mianhae oppa, aku sadar aku sangat menyakitimu. Tapi, entah kenapa akhir-akhir ini justru Donghae oppa yang selalu ada difikranku. Aku tak merasa senyaman seperti saat aku bersama Donghae oppa saat bersamamu. Awalnya aku hanya menganggap semua hanya perasaanku saja yang sudah terbiasa berada di dekatnya. Tapi semakin hari aku semakin sadar bahwa aku mencintainya oppa, mencintai Lee Donghae. Aku sempat mencoba menepis perasaanku itu, tapi justru perasaan itu semakin menguasaiku oppa. aku tahu aku sungguh yeoja yang menjijikan dan tak berperasaan, kau boleh membenciku, memakiku atau apapun oppa. hiks..hiks”
Ucapan itu kembali terngiang difikiran Kyuhyun. Pria itu ingat betul bagaimana hangatnya saat mendekap erat Minhee beberapa menit lalu, dan kini justru gadis itu mendekap pria lain dihadapannya. Tapi tidak ada yang bisa diperbuatnya saat ini.
Perlahan pria itu mulai melangkah mendekati Minhee dan Donghae yang belum juga sadarkan diri. “Donghae hyung, cepatlah bangun. Karena aku akan segera menghajarmu karena telah merebut wanitaku. Hyung, kau harus tahu bahwa wanita ini sangat mencintaimu, dan jika kau bertanya apa aku terluka? Nde hyung aku sangat terluka!! Namun bukan karena kau merebut wanitaku, tapi karena kau belum juga membuka matamu dan membuatnya selalu meneteskan air matanya,”
Minhee mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Kyuhyun barusan, gadis itu menatap Kyuhyun dengan penuh rasa bersalah. Sedangkan pria itu, mendengus pelan kemudian memberikan senyumnya kepada gadis itu.
Nittttt---
Tiba-tiba sebuah layar kotak yang berada disamping ranjang Donghae mengeluarkan suara mengerikannya, suara yang dihindari oleh siapapun. Terbentang sebuah garis lurus tergambar pada layar kotak itu, membuat kepanikan membuncah dalam diri Minhee, Kyuhyun dan Donghwa.
“Oppa, oppa kenapa? Oppa jawab aku oppa, jawab,” namun tubuh yang digoyang-goyangkan gadis itu tidak meresponnya sama sekali.
Dengan segera Donghwa berhambur keluar ruangan itu dan mencari Dokter. Setelah beberapa saat Dokter masuk, dan memeriksa keadaan Donghae. Terlihat raut kepanikan dan kepedihan menyelimuti mereka bertiga yang sedang menunggu di luar ruangan.
Beberapa menit sudah Dokter berkutat dengan dua buah alat yang bisa mengaliri strum ke tubuh Donghae namun pria itu tak juga merespon, hingga kemudian Dokter keluar dari ruangan mengerikan itu.
“Dokter, bagaimana keadaannya?” sambar Donghwa ketika melihat sang Dokter menutup daun pintunya.
Sang Dokter menggelengkan kepalanya pelan, menarik napasnya dalam kemudian menjawab pernyataan pria itu, “Huft, mianhae.. Aku sudah berusaha tapi sepertinya tubuh adikmu juga tidak mau membantuku untuk tetap mempertahankannya,”
“Ma-maksud Dokter?” kali ini Minhee angkat bicara dengan nada ketakutan luar biasa.
“Mianhae, tapi saat ini Lee Donghae sudah tenang berada disisi-Nya”
Bagai terhantam benda yang sangat keras tepat mengenai jantung mereka saat mendengar hal mengerikan itu,  dengan segera mereka masuk ruangan itu dan menghambur kedalam pelukan Lee Donghae yang sudah tidak bernyawa.
“Oppa, ayo katakan sesuatu. Aku tahu kau pasti sedang bercanda denganku kan oppa seperti yang biasa kau lakukan, cepat oppa bangun ini sudah tidak lucu,”
“Oppa, ayo pukul lagi kepalaku sesukamu, ganggu aku sesukamu oppa, bilang aku bodoh sesukamu, ireona oppa-ya~” sambung gadis iu diiringi tangisnya.
“Sudahlah Minhee, lihatlah wajahnya, dia seolah tersenyum dan memberi tahukan kepada kita bahwa ia baik-baik saja disana,” ujar Donghwa mencoba menenangkan gadis itu walau sebenarnya kepedihan amat dalam juga tengah menimpanya,  ya, dia harus kehilangan adik semata wayangnya yang sangat ia sayangi.
“Oppa, bagaimana bisa kau berucap seperti itu. Dia itu adikmu oppa, kau harus membangunkannya agar ia tetap hidup,” Minhee memang keras kepala. Kyuhyun pun menarik lengan Minhee hendak menjauhkannya dari tubuh Donghae yang akan segera dibawa oleh suster untuk dibersihkan.
“Yak, oppa lepaskan aku, aku harus terus membangunkannya.” berontak Minhee mencoba melepaskan tangan Kyuhyun yang mengerat dikedua sikunya.
“Yak, Minhee. Kumohon jangan seperti ini, Donghae Hyung sudah pergi,” suara Kyuhyun terdengar sangat keras. Namun hanya cara itu yang ia yakini akan membuat Minhee sadar.
Dan benar, Minhee terkulai lemas menyadari kepergian sahabat tercintanya Lee Donghae, badannya sudah tidak mampu lagi untuk berdiri. Dengan segera. Kyuhyun merengkuh Minhee kedalam pelukannya. Gadis itu tidak menolak dan juga tidak membalas, hanya air mata yang terus membasahi kemeja yang pria itu gunakan.
“Oppa, Donghae oppa meninggalkanku. Dia jahat, dia bilang dia menyayangiku, bahkan dia belum sempat mendengarku mengucap cinta padanya,” terdengar suara Minhee lirih yang masih dalam pelukan Kyuhyun. Kyuhyun tak menjawab pernyataan gadis itu dan semakin memeluknya erat.

***
Gadis itu, masih kalut dalam kesedihannya. Seusai pemakaman ia memutuskan untuk kerumah sahabatnya itu. Hanya untuk sekedar mengenangnya, walau menyakitkan tapi hanya hal itu yang bisa mengobati rindunya saat ini.
“Oppa, aku kekamar Donghae oppa dulu,” ucap gadis itu dengan nada terdengar samar pada kedua pria yang ada dihadapannya ini.
“Kau yakin?”
Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya perlahan,  kemudian ia menuju kamar Donghae dengan gontainya. Saat menarik kenop pintu, kilatan kenangan itu begitu saja berputar diotaknya. Membuat gadis itu kembali meneteskan butiran bening dari pelupuk matanya.
Langkah kakinya menyusuri kamar itu, kamar bernuansa biru yang entah sejak kapan sudah dihiasi oleh senyumnya. Beberapa foto dirinya dan Donghae terpampang jelas disana. Ia ambil salah satu figura yang berada di nakas kamar itu kemudian menyunggingkan senyumnya.
“Bahkan kau sangat gembira melihat ekspresi kesalku,” terdengar lirih bahkan sangat pelan hingga suara itu hampir  tidak terdengar.
-Flashback ON-
Minhee POV
“Yak, Lee Donghae cepat kembalikan ponselku,” aku mengangkat tanganku dan menjinjitkan tumitku agar dapat meraih ponselku. Selalu seperti ini, hobinya adalah menjahiliku.
“Silahkan kau ambil sendiri jika kau bisa,” ucapnya sembari tetap menjauhkan ponsel itu dari jangkauanku.
“Yak, apa kau pikir aku bisa mensejajarkan tinggiku denganmu? Biarpun untuk ukuran seorang pria kau sangat pendek dengan tinggi tubuhmu yang hanya segitu, tapi tetap  saja aku tidak bisa mensejajarkannya,”
“Mwo? Kau bilang aku pendek? Aissh jinjja.. geurae ponselmu tak akan aku kembalikan!”
“Ya ya ya, Lee Donghae cepat kembalikan,” apa maksudnya ini, dia malah berlari menjauhiku. Dengan terpaksa aku kejar dia karena aku butuh benda yang ada di genggamannya saat ini. “Panggil aku dulu dengan sebutan oppa, lalu akan dengan mudah benda ini ada ditanganmu, eotte?” ucapnya disela-sela larinya. Pria ini, bahkan masih sempat-sempatnya mengedikkan kedua alisnya dan memanfaatkan kesempatan agar aku memanggilnya oppa. apa dia sadar kata itu tidak pantas disandang olehnya?
“SHIERROOOO!” teriakku sekeras mungkin.
Dengan sekuat tenaga aku mengejarnya tapi dia tidak juga mennyerah dan justru aku yang menyerah,
“Hah, terserah kau saja Donghae menyebalkan, awas kau!” aku lebih memilih mengistirahatkan tubuhku sejenak dan meregangkan otot-otot kakiku karena lelah berlari mengejarnya. Tapi apa ini, dia malah mendekatkan langkahnya kearahku.
“Jadi kau menyerah? Yasudah. Padahal baru saja aku akan memberikan ponsel ini padamu,” ucapnya sembari menyerahkan ponsel itu padaku. Aku masih menatapnya garang dan kusambar ponsel itu tapi dengan cepat tangannya menyingkir mengisyaratkan seolah aku tak boleh mengambilnya. Dasar pria menyebalkan, tadi dia memberikannya padaku, jadi dia mengerjaiku?
“Yak, Lee Donghae!!!” sial, dia tertawa terpingkal-pingkal melihat raut wajahku yang kesal. Bahkan dia mengarahkan kamera kearahku, apa-apaan ini? Saat seperti ini bisa-bisanya ia masih menggunakan kamera ponselku untuk berfoto?
“Ayo katakana Kimchi, hana.. dul… set.. Kimchii”
Cekrekk…
Hah? Dasar namja gila, dia benar-benar mengambil gambar saat aku tengah dalam raut wajah seperti itu, menggembungkan pipiku sebal karenanya sedangkan dia sedang dalam perasaan bahagia setengah mati. Jinjjaa….
-Flashback OFF-
Author POV
Gadis itu tersenyum miris mengingat kejadian beberapa tahun lalu itu. Ia mencoba menarik napasnya dalam dan membuangnya dengan berat,
“Oppa, mianhae aku terlambat menyadarinya. Mianhae aku menyia-nyiakanmu selama ini. Saranghae oppa, bogoshippoyo Lee Donghae,”
“Oppa, aku berjanji jika kita bertemu lagi nanti aku tak akan menyia-nyiakanmu dan terlambat untuk selalu berada disampingmu” lanjut gadis itu masih dalam kesendiriannya.
Terdengar suara derap langkah mnedekati ruangan itu, dan benar saja Kyuhyun sudah berada diambang pintu kamar Donghae saat ini.
“Ternyata dia sangat mencintaimu,” hanya itulah yang bisa diucapkan pria ini ketika melihat kamar Donghae banyak berisikan foto Minhee.
Pernyataan Kyuhyun hanya dibalas anggukan lembut dari Minhee dan mengembangkan senyumnya,
“Geurae, ayo kita pulang.” ajak pria itu dan disambut oleh Minhee. Perlahan mereka meninggalkan kamar itu dan menutup pintunya.

‘Oppa, tunggu aku disana. Saranghae~
‘Hyung, aku berjanji akan menjaganya seperti kau menjaganya, membuatnya nyaman seperti saat kau berada disisinya, akan terus menyayangi dan mencintainya, itu janjiku padamu--

THE END
Read More..
 
-->